RELEVANSI NILAI FALSAFAH JAWA ‘MEMAYU HAYUNING BAWANA’ DENGAN HUKUM LINGKUNGAN MODERN MELALUI MODEL ECO-CULTURAL LAW

Authors

  • Nabilla Desy Adityai Universitas Negeri Semarang
  • Herlina Puspa Dewi Universitas Negeri Semarang
  • Naurah Nazhifah Universitas Negeri Semarang
  • Dekha Aura Qilaf Balqis Universitas Negeri Semarang
  • Muhammad Adymas Hikal Fikri Universitas Negeri Semarang

Keywords:

Memayu Hayuning Bawana, Kearifan Lokal, Hukum Lingkungan, Keadilan Ekologis, Keberlanjutan

Abstract

Krisis lingkungan di Indonesia semakin mengemuka akibat degradasi ekologis, lemahnya penegakan hukum, serta minimnya kesadaran masyarakat terhadap pentingnya keberlanjutan lingkungan. Kondisi ini juga terlihat pada kasus ekologis di Desa Lerep, Kabupaten Semarang, yang menghadapi persoalan limbah peternakan, penurunan kualitas air, risiko bencana, serta tekanan pembangunan. Di tengah tantangan tersebut, nilai falsafah Jawa Memayu Hayuning Bawana menawarkan perspektif kearifan lokal yang menekankan harmoni antara manusia dan alam. Penelitian ini bertujuan menganalisis relevansi nilai Memayu Hayuning Bawana terhadap hukum lingkungan modern serta mengkaji implementasinya melalui model Eco-Cultural Law, yaitu pendekatan hukum yang mengintegrasikan norma ekologis dengan nilai budaya lokal. Dengan menggunakan metode kualitatif-deskriptif, penelitian ini menemukan bahwa prinsip Memayu Hayuning Bawana memiliki keselarasan mendasar dengan tujuan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup, terutama dalam aspek perlindungan ekologis, keberlanjutan, dan partisipasi masyarakat. Nilai tersebut berkontribusi pada penguatan kesadaran ekologis melalui internalisasi etika budaya, praktik ritual, serta pandangan kosmologis Jawa yang memandang manusia sebagai bagian integral dari alam. Melalui model Eco-Cultural Law, nilai-nilai tersebut dapat menjadi dasar transformasi perilaku masyarakat serta menjadi pelengkap pendekatan hukum positif dalam mewujudkan keadilan ekologis dan keberlanjutan lingkungan. Dengan demikian, integrasi kearifan lokal dan hukum lingkungan modern dapat menjadi strategi efektif untuk mengatasi krisis ekologis kontemporer, khususnya dalam konteks masyarakat Jawa di Desa Lerep.

Downloads

Download data is not yet available.

References

Abisibah, A., Rosidi, S., & Sucipto, A. (2022). Studi Sekuensial Eksplanatori: Aktivitas Fisik dan Kebugaran Fisik Masa Pandemi Guru Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan. Riyadhoh: Jurnal Pendidikan Olahraga, 5(1), 1-8.

Ainia, Dela Khoirul. (2021). “KONSEP METAFISIKA DALAM FALSAFAH JAWA HAMEMAYU HAYUNING BAWANA.” Jurnal Filsafat Indonesia, vol. 4, no. 2, hlm. 195–201.

Atmaja, M. A. R., & Mutia, T. (2024). “Memayu Hayuning Bawana”: Implementasi Nilai Luhur Kebudayaan Jawa Sebagai Gaya Hidup Ramah Lingkungan Dalam Perspektif Masyarakat Desa Bajulan Nganjuk. Jurnal Kajian, Penelitian dan Pengembangan Pendidikan (Geography), 12(2), 880–893.

Agrawal, A. (1995). Dismantling the Divide Between Indigenous and Scientific Knowledge. Development and Change, 26(3), 413–439.

Appadurai, A. (1996). Modernity at Large: Cultural Dimensions of Globalization. University of Minnesota Press.

Arizona, Y. (2014). Antara Teks dan Konteks: Dinamika Pengakuan Hukum terhadap Hak Masyarakat Adat atas Sumber Daya Alam di Indonesia. HuMa.

Arnstein, S. R. (1969). A Ladder of Citizen Participation. Journal of the American Institute of Planners, 35(4), 216–224.

Bandura, A. (1977). Social Learning Theory. Prentice Hall.

Bass, B. M., & Riggio, R. E. (2006). Transformational Leadership. Lawrence Erlbaum Associates.

Berger, P. L., & Luckmann, T. (1991). The Social Construction of Reality: A Treatise in the Sociology of Knowledge. Penguin Books.

Berkes, F. (2012). Sacred Ecology: Traditional Ecological Knowledge and Resource Management. Routledge.

Berkes, F., & Turner, N. J. (2006). Knowledge, Learning and the Evolution of Conservation Practice for Social-Ecological System Resilience. Human Ecology, 34(4), 479–494.

Brundtland Commission. (1987). Our Common Future: Report of the World Commission on Environment and Development. Oxford University Press.

Capra, F. (2015). The Systems View of Life: A Unifying Vision. Cambridge University Press.

Castells, M. (2010). The Information Age: Economy, Society, and Culture. Wiley-Blackwell.

Chambers, R. (1997). Whose Reality Counts? Putting the First Last. Intermediate Technology Publications.

Clayton, S. (2003). Environmental Identity: A Conceptual and an Operational Definition. Environmental Psychology, 45–65.

Clayton, S., & Manning, C. (2018). Psychology and Climate Change: Human Perceptions, Impacts, and Responses. Academic Press.

Dewey, J. (1938). Experience and Education. Macmillan.

Dove, M. R. (1985). Swidden Agriculture in Indonesia: The Subsistence Strategies of the Kalimantan Kantu. Mouton Publishers.

Dove, M. R. (2006). Indigenous People and Environmental Politics. Annual Review of Anthropology, 35, 191–208.

Ellen, R., & Harris, H. (2000). Introduction. In R. Ellen, P. Parkes, & A. Bicker (Eds.), Indigenous Environmental Knowledge and its Transformations. Harwood Academic Publishers, 1–33.

Folke, C. (2016). Resilience (Republished). Ecology and Society, 21(4), 1–13.

Freire, P. (1970). Pedagogy of the Oppressed. Continuum International Publishing Group.

Geertz, C. (1980). Negara: The Theatre State in Nineteenth-Century Bali. Princeton University Press.

Giddens, A. (1990). The Consequences of Modernity. Stanford University Press.

Goodchild, M. F. (2007). Citizens as Sensors: The World of Volunteered Geography. GeoJournal, 69(4), 211–221.

Griffiths, J. (1986). What is Legal Pluralism? Journal of Legal Pluralism, 24, 1–55.

Grindle, M. S. (1997). Divergent Cultures? When Public Organizations Perform Well in Developing Countries. World Development, 25(4), 481–495.

Hardjasoemantri, K. (2017). Hukum Tata Lingkungan. Gadjah Mada University Press.

Howkins, J. (2001). The Creative Economy: How People Make Money from Ideas. Penguin Press.

Iskandar, J. (2018). Etnobiologi dan Keragaman Budaya di Indonesia. Umbara: Indonesian Journal of Anthropology, 3(1), 27–42.

Kissya, E. (2003). Sasi Aman Haru-ukui: Traditional Management of Marine Resources in Central Moluccas. Traditional Marine Resource Management and Knowledge Information Bulletin, 11, 2–6.

Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK). (2024). Statistik Lingkungan Hidup Indonesia Tahun 2024. Jakarta: KLHK.

Keraf, A. S. (2010). Etika Lingkungan Hidup. Jakarta: Kompas.

Koentjaraningrat. (1984). Kebudayaan Jawa. Jakarta: Balai Pustaka.

Kompas.com. (2017, Juni 20). Embung Sebligo alami penyusutan volume air hingga 20 persen. Kompas.com. https://www.kompas.com/

Kompas.com. (2023, Februari 14). Talud longsor di Desa Lerep akibat hujan deras dan perubahan lahan. Kompas.com. https://www.kompas.com/

Lansing, J. S. (2006). Perfect Order: Recognizing Complexity in Bali. Princeton University Press.

Lansing, J. S., & Kremer, J. N. (1993). Emergent Properties of Balinese Water Temple Networks. American Anthropologist, 95(1), 97–114.

Mintzberg, H. (1979). The Structuring of Organizations. Prentice Hall.

Naess, A. (2008). The Ecology of Wisdom: Writings by Arne Naess. Counterpoint Press.

Nazarea, V. D. (2006). Local Knowledge and Memory in Biodiversity Conservation. Annual Review of Anthropology, 35, 317–335.

Norken, I. N., et al. (2017). Climate Change Adaptation in Balinese Subak System. International Journal of Environmental Science and Development, 8(4), 273–278.

Novaczek, I., et al. (2001). An Institutional Analysis of Sago Palm Management in the Maluku Islands. Journal of Environmental Management, 61(2), 171–186.

Nabillah, A. S., & Yusuf, K. (2025). Teofani Lingkungan Sebagai Etika Kosmologis: Dialektika Prinsip Filosofis Memayu Hayuning Bawana Dan Ekosufisme. Al-Mada: Jurnal Agama, Sosial, dan Budaya, 8(3), 534–550 .

Noorzeha, F., & Lasiyo. (2023). Memayu Hayuning Bawana: Memahami Esensi Gotong Royong Dalam Nilai Kearifan Lokal Masyarakat Jawa. Sanjiwani: Jurnal Filsafat, 14(2), 109–122.

Ostrom, E. (2009). A General Framework for Analyzing Sustainability of Social-Ecological Systems. Science, 325, 419–422.

Padoch, C., & Peluso, N. L. (1996). Borneo in Transition: People, Forests, Conservation, and Development. Oxford University Press.

Patton, M. Q. (2014). Qualitative Research & Evaluation Methods. SAGE Publications.

Peluso, N. L., & Lund, C. (2011). New Frontiers of Land Control: Introduction. Journal of Peasant Studies, 38(4), 667–681.

Porter, M. E., & Kramer, M. R. (2011). Creating Shared Value. Harvard Business Review, 89(1/2), 62–77.

Pressman, J. L., & Wildavsky, A. (1984). Implementation: How Great Expectations in Washington Are Dashed in Oakland. University of California Press.

Puri, R. K. (2001). Bulungan Ethnobiology Handbook. Center for International Forestry Research.

Putnam, R. D. (2000). Bowling Alone: The Collapse and Revival of American Community. Simon & Schuster.

Purnomo, H., et al. (2020). Multi-stakeholder Coordination in Environmental Governance. Environmental Policy and Governance, 30(2), 78–92.

PAMSIMAS Lerep. (2024). Laporan Program Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat (PAMSIMAS) Desa Lerep Tahun 2024. Ungaran Barat: Pemerintah Desa Lerep.

Pemerintah Kabupaten Semarang. (2011). Peraturan Daerah Kabupaten Semarang Nomor 6 Tahun 2011 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup. Kabupaten Semarang: Pemerintah Kabupaten Semarang.

Pemerintah Kabupaten Semarang. (2018). Peraturan Bupati Semarang Nomor 27 Tahun 2018 tentang Pengelolaan Sampah Rumah Tangga dan Sampah Sejenis Rumah Tangga. Kabupaten Semarang: Pemerintah Kabupaten Semarang.

Pemerintah Kabupaten Semarang. (2024). Profil Desa Lerep, Kecamatan Ungaran Barat, Kabupaten Semarang. Semarang: Dinas Komunikasi dan Informatika Kabupaten Semarang.

Pemerintah Provinsi Jawa Tengah. (2012). Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 5 Tahun 2012 tentang Rencana Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (RPPLH). Semarang: Pemerintah Provinsi Jawa Tengah.

Putri, U. R., Roekhan, & Maryaeni. (2024). Memayu Hayuning Bawana: Falsafah Ekoteologi Jawa Mengenai Keselarasan Manusia Dengan Alam Dalam Cerita Pendek. Jurnal Onoma: Pendidikan, Bahasa dan Sastra, 10(4), 4109–4115.

Republik Indonesia. (2009). Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup. Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 140.

Rappaport, R. A. (1999). Ritual and Religion in the Making of Humanity. Cambridge University Press.

Ribot, J. C. (2002). Democratic Decentralization of Natural Resources: Institutionalizing Popular Participation. World Resources Institute.

Rogers, A. (2004). Non-Formal Education: Flexible Schooling or Participatory Education? Kluwer Academic Publishers.

Russell, S., & Norvig, P. (2016). Artificial Intelligence: A Modern Approach. Pearson.

Scott, J. C. (1998). Seeing Like a State. Yale University Press.

Shirky, C. (2008). Here Comes Everybody: The Power of Organizing Without Organizations. Penguin Press.

Siahaan, N. H. T. (2004). Hukum Lingkungan dan Ekologi Pembangunan. Erlangga.

Sillitoe, P. (2007). Local Science vs Global Science. Studies in Environmental Anthropology, 12, 89–112.

Sartini. (2004). “Menggali Kearifan Lokal Nusantara.” Jurnal Filsafat, 37(2), 111–120

Serat.id. (2024, Mei 5). Desa Lerep kembangkan pengolahan limbah menjadi biogas dan pupuk organik. Serat.id. https://www.serat.id/

Soemardjan, S. (2005). Nilai-Nilai Budaya Jawa. Yogyakarta: UGM Press.

Soraya, S. S., & Harahap, R. (2024). Mengangkat Budaya Dan Kearifan Lokal Dalam Sistem Konservasi Tanah Dan Air. International Journal of Curriculum Development Teaching and Learning Innovation, 3(1), 24–28.

Sobel, D. (2004). Place-based Education. The Orion Society, 34–56.

Sumardjono, M. S. W. (2008). Tanah dalam Perspektif Hak Ekonomi, Sosial dan Budaya. Kompas Media Nusantara.

Sutawan, N. (2008). Organisasi dan Manajemen Subak di Bali. Jurnal Manajemen Agribisnis, 5(2), 45–62.

Thorburn, C. C. (2000). Changing Customary Marine Resource Management Practice. World Development, 28(8), 1461–1479.

Thomashow, M. (1995). Ecological Identity: Becoming a Reflective Environmentalist. MIT Press.

UNESCO. (2012). Cultural Landscape of Bali Province: the Subak System. World Heritage List, WHC-12/36.COM/8B.

Umam, K. (2023). Memayu Hayuning Bawana: Falsafah Hidup Jawa dalam Perspektif Etika Lingkungan. Jurnal Filsafat Indonesia, 6(2), 145–159.

Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, Pasal 18B ayat (2).

Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, Pasal 28H ayat (1).

Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, Pasal 32 ayat (1).

Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2017 tentang Pemajuan Kebudayaan, Pasal 5.

Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah.

Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup, Pasal 1 angka 30.

Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup, Pasal 63 ayat (2) huruf t.

Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup.

Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup, Pasal 70 ayat (2).

United Nations. (2015). Transforming Our World: The 2030 Agenda for Sustainable Development. UN General Assembly Resolution A/RES/70/1.

Universitas Diponegoro. (2024). Laporan Penelitian Lapangan: Pengelolaan Sumber Air Domestik dan Non-Domestik di Desa Lerep. Semarang: Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro.

Vygotsky, L. S. (1978). Mind in Society: The Development of Higher Psychological Processes. Harvard University Press.

Wahyuni, S., & Sari, D. K. (2019). Implementation of Local Wisdom in Environmental Management. Journal of Environmental Management and Tourism, 10(3), 567–578.

Wagiran. (2012). “Pengembangan Karakter Berbasis Kearifan Lokal.” Jurnal Pendidikan Karakter, 2(3), 329–343.

Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (WALHI). (2025). Laporan Keadaan Lingkungan Hidup Indonesia Tahun 2025. Jakarta: WALHI.

Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (WALHI) Jawa Tengah. (2024). Laporan Tahunan WALHI Jawa Tengah 2024. Semarang: WALHI Jawa Tengah.

Wilkinson, C. (2020). Environmental Ethics and Indigenous Knowledge Systems. Routledge.

Yardan, M. A., Buana, N. A. S., Meivan, W. R., & Hidayatullah, A. F. (2024). The Concept Of Memayu Hayuning Bawana As A Javanese Spiritual Lifestyle In Protecting The Environment. Falasifa: Jurnal Studi Keislaman, 15(2).

Yardan, M. A., Buana, N. A. S., Meivan, W. R., & Hidayatullah, A. F. (2024). "Dari Regulasi ke Implementasi: Problematika Pengawasan dalam Menghadapi Ancaman Lingkungan Hidup di Indonesia", Falasifa: Jurnal Studi Keislaman, Vol. 15, No. 2.

Downloads

Published

2025-12-06

How to Cite

Desy Adityai, N., Puspa Dewi, H., Nazhifah, N., Aura Qilaf Balqis, D., & Adymas Hikal Fikri, M. (2025). RELEVANSI NILAI FALSAFAH JAWA ‘MEMAYU HAYUNING BAWANA’ DENGAN HUKUM LINGKUNGAN MODERN MELALUI MODEL ECO-CULTURAL LAW. Global Research and Innovation Journal, 1(3), 2603–2617. Retrieved from https://journaledutech.com/index.php/great/article/view/792

Similar Articles

<< < 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 > >> 

You may also start an advanced similarity search for this article.