STRATEGI LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA REPUBLIK INDONESIA DALAM PENGEMBANGAN KOMPETENSI APARATUR SIPIL NEGARA PADA DAERAH TERTINGGAL

Abstract

Pengembangan kompetensi Aparatur Sipil Negara (ASN) menjadi faktor penting dalam memperkuat tata kelola pemerintahan, terutama di daerah tertinggal dengan keterbatasan sumber daya manusia. Penelitian ini bertujuan menganalisis strategi Lembaga Administrasi Negara (LAN) dalam merancang model pengembangan kompetensi ASN di beberapa daerah tertinggal, yaitu Kabupaten Sumba Barat Daya, Keerom, Nias Utara, dan Seram Bagian Timur. Penelitian menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif dengan teknik pengumpulan data melalui wawancara mendalam, observasi, dan dokumentasi. Analisis didasarkan pada teori strategi Wheelen dan Hunger, dengan empat indikator: misi, tujuan, strategi, dan kebijakan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa LAN telah merumuskan strategi pengembangan kompetensi yang adaptif, kontekstual, dan partisipatif. Strategi tersebut tertuang dalam pedoman Bangkom Daerah Tertinggal dengan pendekatan Bangkom Dua Arah yang mendorong proses belajar timbal balik antara ASN daerah dan pendamping. Kendala utama terdapat pada keterbatasan anggaran dan rendahnya pemanfaatan teknologi pembelajaran daring. Meski demikian, model ini dinilai dapat direplikasi di wilayah lain dengan karakteristik serupa. Temuan penelitian berkontribusi pada penguatan kebijakan nasional dalam pengembangan kompetensi ASN, khususnya di daerah tertinggal.